Citra Satelit 2015-2025 Buka Fakta Kondisi Lahan di Sekitar ARUNIKA, Lebih Hijau

mediator
By -
0

Perbandingan citra satelit di google, antara tahun 2015 dan 2025,

KABUPATEN KUNINGAN,|| Transformasi lingkungan wisata Arunika bukan sekadar narasi. Perbandingan citra satelit di google, antara tahun 2015 dan 2025, satu dekade  menjadi saksi, menunjukkan fakta yang tak terbantahkan, kawasan Arunika kini jauh lebih hijau dibanding sebelumnya. 

Lahan-lahan terbuka yang dulu mendominasi, kini tertutup vegetasi baru, hasil dari program penghijauan berkelanjutan yang dijalankan manajemen setelah arunika berdiri dan dirilis perdana untuk umum, sekitar tahun 2022. Saat itu hanya area Arunika Eatery, yang pertama dirilis.


Berdasarkan penelusuran visual citra satelit, pada 2015 hampir seluruh area Arunika masih berupa hamparan ladang dan kebun campuran. Vegetasi keras sangat minim, hanya beberapa pohon besar di pematang dan sebagian kecil tanaman buah yang ditanam warga. Infrastruktur pun terbatas, akses jalur masih berupa jalan setapak dan area masih tampak sebagai blok pertanian terbuka.

Citra terbaru memperlihatkan lanskap yang berbeda. Tutupan hijau meningkat drastis, area wisata tertata, dan jalur transportasi telah dibenahi. Penambahan vegetasi terlihat jelas di beberapa titik lereng dan lahan-lahan yang sebelumnya gersang.


Salah satu faktor utamanya, ternyata pengelola memiliki lokasi penyimpanan bibit. Dalam dua tahun terakhir lokasi ini diberinama "Bank Tanaman". Program ini dirancang untuk menghadirkan wisata hijau berkelanjutan sekaligus memperkuat struktur tanah di kawasan berbukit. Di bank tanaman sekira 300 meter persegi tersebut, Arunika menyediakan berbagai bibit pohon endemik dan tanaman berakar kuat.


Antara lain ; Pinus, Trembesi, Damar, Jamuju, Iprik, Amples, Sonokeling, Pohon Pelangi (eucalyptus), Kimeng, Saninten, Kawiyang, Kibeusi, Pasang, Kalpataru, Sukun, hingga keluarga Titus. Selain itu lokasi ini juga menyimpan sejumlah bibit tanaman hias.


Manajer Agro, dari Wisata Arunika, Heri Ruhya Taufik, menjelaskan  penghijauan ini merupakan proses panjang yang dilakukan bertahap.


“Sejak 2015 memang sudah ada penanaman, tapi belum terencana. Saat itu lahan masih ladang terbuka, kosong dari ujung Palutungan sampai ke Gunung Keling. Banyak tanaman tidak bertahan karena kalah oleh tumbuhan invasif,” ujarnya, Jumat (12/12/2025)


Kini, penanaman dilakukan lebih terukur. Heri didampingi Wawang Kurniawan, Wakil Koordinator Penataan dan Pengaturan Jarak Tanam di Lapangan, bertugas memastikan pemilihan jenis pohon disesuaikan dengan kekuatan akar dan ketahanan tumbuh.


Jenisnya banyak. Ada pinus, cemara, jamuju, saninten, kalpataru, juga tanaman cepat tumbuh seperti eucalyptus yang nanti batangnya bisa berwarna seperti pelangi. Pohon-pohon berakar tunggal ini kita tanam di lereng untuk memperkuat struktur tanah,” jelas Wawang.


Menurutnya percepatan penanaman dilakukan khusus pada musim hujan, agar tingkat keberhasilan hidup pohon lebih tinggi.


“Dulu kami pernah mulai penanaman saat mendekati kemarau. Tenaga kerja sedikit, akses sulit, air terbatas. Banyak bibit tidak terawat. Sekarang kita kejar waktu supaya lahan cepat tertanami,” ujarnya.


Kawasan yang dulunya kering dan lapang kini mulai kembali menghijau. Pohon-pohon endemik yang sebelumnya jarang ditemukan di wilayah itu, seperti saninten dan jamuju, kini tumbuh berdampingan dengan vegetasi cepat tumbuh seperti eucalyptus dan kimeng.


Manajemen Agro menyatakan, luas target penanaman dilakukan bertahap mengikuti ketersediaan bibit, namun komitmen utama tetap sama, menghutankan kembali sejumlah lahan di kawasan Arunika.


Harapan kami, kawasan ini bukan hanya cantik untuk wisata, tapi benar-benar menjadi ruang hijau yang kuat secara ekologis,” tutur Heri.


Transformasi Arunika dalam sepuluh tahun membuktikan wisata berbasis konservasi, menjadi praktik nyata. Tutupan hijau yang kini tampak dari citra satelit membuktikan pengelolaan yang berpihak pada alam dapat menghasilkan manfaat ekologis sekaligus mendukung aktivitas wisata yang berkelanjutan


(*)

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)